| Home Renungan Minggu ini MENGENAI b2J AHLI KELAB b2J xTreMe-daNceR PROGRAM b2J FORUM b2J CHAT-ROOM RENUNGKANLAH KESAKSIAN GALLERY NEWSLETTER KOD LIRIK LAGU MAIN GITAR STATEMENT OF FAITH
b2Jclub
hmmm

 
Kekristenan yang tidak AGAMAWI ????

 
 Kekristenan yang tidak agamawi ? Bukankah ungkapan ini terasa ada penentangan ? Bagaimanapun, bukankah kekristenan dipandang sebagai salah satu agama besar didunia, dengan jutaan pengikut ? Itulah masalahnya. Yesus Kristus bukanlah agama. Tidak ada sesuatu dasar keagamaan dalam tubuh-NYA.
 
 Jika kenyataan ini mengejutkan anda, kita harus tahu bahawa Yesus bukanlah seorang yang tidak rohani ataupun anti agama. Akan tetapi, Ia tidak agamawi. Ia tidak pernah mendirikan suatu agama yang disebut "Kristen". Dalam Matius 16:18 Dia tidak berkata, "diatas batu karang ini Aku akan mendirikan suatu agama baru", melainkan, "diatas batu karang ini Aku akan mendirikan JEMAAT-Ku. Dalam yohanes 10:10 dia tidak berkata "Aku datang supaya mereka mempunyai sebuah agama baru", melainkan, "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan".
 
 Agama berhubungan dengan bentuk dan struktur, peraturan dan ritual. Yesus berhubungan dengan kehidupan dan kemerdekaan, manusia dan hubungan, kasih dan komuniti. Mukjizat pertama-Nya yang dicatatkan oleh alkitab tidaklah "agamawi", Dia mengubah air menjadi anggur disebuah pesta pernikahan. Baca Yohanes 2:1-11.
 
 Yesus mendirikan jemaat-Nya menjadi tubuh-Nya didunia, sebuah komuniti umat-Nya yang berkomitmen untuk saling sharing dan memperkenalkan-Nya kepada dunia yang gelap, putus asa dan tidak berpengharapan. Gereja tidak pernah bererti sebuah gedung. Jemaat mula-mula bertemu terutama dirumah-rumah. Baru pada abad keempat jemaat mulai bertemu secara teratur digedung-gedung yang dikhususkan untuk tujuan itu. Sayangnya, selama berabad-abad pesan pribadi dan pesan yang berhubungan dengan Kristus telah dibatasi oleh bentuk, ritual, peraturan, legalisme dan tradisi. Hasilnya adalah agama Kristen telah menjadikan Kristus tidak menarik dan tidak difahami.
 
 Kekristenan yang tidak agamawi melibatkan usaha melepaskan diri dari jerat agama, memulihkan pesan murni Injil Kristus yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan orang lain, dan menjadikan-Nya menarik dan dapat difahami oleh semua kelompok manusia. Ini penting kerana dunia yang kita diami ini sedang dalam keadaan bingung/gila.
 
 Pada waktu Yesus muncul, semua yang setara dengan taurat, iaitu firman ilahi Allah, dan talmud, interpretasi manusia tentangnya, telah berakar kuat dalam kehidupan dan cara hidup orang yahudi. Yesus menjunjung tinggi hukum tersebut, namun tidak menjunjung tinggi interpretasi manusia tentangnya. Ia tidak pernah melanggar firman Allah, namun Ia tidak segan-segan menyingkirkan interpretasi manusia ketika interpretasi itu menghalangi pelayanan dan misi-Nya. Dan kerana inilah konflik terjadi berulang kali antara Yesus dan para pemimpin agama pada zaman itu.
 
 Dan kerana ini juga , kita menghadapi masalah dengan agama pada masa kini. Manusia, khususnya dalam sifat dasarnya yang berdosa, tertarik pada arah sistem peraturan dan struktur-struktur hukum dalam setiap aspek kehidupan. Kita cenderung MENGGANTIKAN ANUGERAH DENGAN HUKUM, kebebasan dengan perhambaan, dan keunikan dengan keseragaman. Rancangan awal Allah untuk suatu hubungan yang terbuka dan yang didalamnya terjalin komunikasi bersama umat-Nya hilang dalam simpang-siur upacara dan ritual, bentuk dan struktur, serta tradisi dan hukum yang tidak pernah dimaksudkan-Nya.
 
 Membuat Yesus Kristus menjadi menarik dan dapat dipahami oleh semua kelompok manusia memerlukan jalan untuk menembus selubung agama yang mengelilingi iman Kristen, untuk membebaskan pancaran cahaya permata injil tentang anugerah penyelamatan Kristus didalamnya. Disanalah letak pentingnya kekristenan yang tidak agamawi.
 
Ajaran tradisional dan simbolisme upacara yang telah diajarkan selama berabad-abad memberikan suatu gambaran yang sangat tidak realiti tentang DIA. Menurut injil, nampaknya Yesus melanggar tradisi dan upacara dengan frekuensi yang disengajakan.
 
 Kita telah melihat bahawa Allah tertarik kepada manusia dan hubungan. Itu selalu ada dalam hati-Nya. Di taman eden, Adam dan Hawa menikmati persekutuan yang terbuka dengan Allah. Dosa telah menghancurkan persekutuan itu. Akan tetapi, Allah tetap peduli terhadap hubungan itu dan membuat perjanjian-Nya dengan Abraham. Berabad-abad kemudian, ketika dosa meningkat dan dunia berkembang lebih kompleks, Allah memberikan Hukum kepada umat-Nya sebagai panduan utnuk mempertahankan hubungan dengan-Nya dan antara satu sama lain.
 
 Akan tetapi, hukum tersebut tidak menghilangkan perjanjian itu. Hubungan tetap berada didepan peraturan. Sayangnya, ditangan manusia yang berdosa, hukum dengan tradisi dan upacaranya mengeser keseimbangan tersebut, dari hubungan kepada pemeliharaan ritual dan peraturan. Yesus datang untuk memulihkan keseimbangan tersebut dan Ia menbuang jauh-jauh agama, tradisi dan upacara Yahudi.
 
 Lukas mencatatkan satu insiden dalam injil yang ditulisnya. Seorang farisi, setelah mendengar ajaran Yesus, mengundang-Nya kerumahnya untuk makan. Orang farisi itu terkejut ketika Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makna. Tiba-tiba tanpa peringatan, Yesus melancarkan serangan :
"hai orang-orang farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan tetapi celakalah kamu, hai orang-orang farisi , sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu hai orang-orang farisi, sebab kamu suka duduk ditempat terdepan dirumah ibadah dan suka menerima penghormatan dipasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda, orang-orang yang berjalan diatasnya, tidak mengetahuinya'. Seorang dari antara ahli-ahli taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya "guru dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga". Tetapi Ia menjawab :"celakalah kamu juga, hai ahli-ahli taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun"(Lukas 11:39, 42-46)
 
 Tidaklah mengejutkan bahawa kata-kata yang berani dan provokatif dari Yesus itu mendatangkan amarah dan kebencian orang-orang farisi yang dibutakan oleh kesombongan dan kemunafikan mereka. Orang-orang farisi mengakui apa yang telah dilakukan Allah sementara menolak apa yang sedang dilakukan oleh Allah. Seperti sebuah sketsa, Farisi telah mati beabad-abad yang lalu. Akan tetapi, semangat formal dan obsesi legaliti mereka terhadap peraturan-peraturan dan tradisi agama terus hidup. Dalam banyak hal, peaturan dan tradisi itu masih berlaku pada hari ini sama sepeti ketika Yesus menjejakkan kakinya dibumi. Farisisme moden mungkin merupakan ancaman terbesar yang dihadapi Gereja dalam usaha membuat Yesus menarik dan dapat difahami oleh berbagai golongan manusia. Menjangkau dunia bagi Kristus memerlukan sebuah visi yang memandang kemasa depan. Farisisme hanya befokus pada masa lalu.

 BERSAMBUNG ......